Setelah Rumaysho.com menjelaskan dalam tulisan sebelumnya berupa pengantar berisi penyimpangan ritual pesugihan
secara garis besar (tanpa rincian detail), kali ini kita akan melihat
berbagai ritual pesugihan di tanah air kita. Yang kami sebutkan kali
ini, cuma contoh saja, padahal masih banyak sampel lainnya. Dan itu
sudah jadi bukti bagaimana tradisi kesyirikan di negeri kita terus laris
manis, tiada henti. Bahkan hal itu pun didukung oleh orang banyak dan
juga para pejabat. Hanya dengan pertolongan Allah, lalu ajakan untuk
bertauhid yang bisa memusnahkan ajaran semacam itu.
Beberapa Ritual Pesugihan
1- Pesugihan lewat monyet atau kera (kethek)
Di Jawa Timur, ada banyak tempat untuk ritual pesugihan. Salah
satunya di daerah Ngujang, Tulungagung. Di tempat ini terkenal dengan
pesugihan monyet atau kera, atau dalam Bahasa Jawa biasa disebut
‘kethek’. Ada tata cara khusus untuk menjalani ritual pesugihan ini. Ada
perjanjian-perjanjian khusus yang harus dipenuhi sang pemuja sebagai
mahar (mas kawin). Di antara syarat yang harus dipenuhi dalam pesugihan
ini adalah wajib memberi tumbal kepada mahkluk ghaib yang menguasai
makam Ngujang selama si pemuja masih hidup.
Selanjutnya, dari zaman ke zaman, makam Ngujang atau Kethekan,
dijadikan tempat mencari pesugihan. Barang siapa yang meminta juru kunci
untuk membantu mencari pesugihan, dia (si pemuja) diberi seekor monyet yang dijadikan peliharaan
untuk dapat mendatangkan rezeki. Konon kisahnya, di antara monyet yang
ada adalah jelmaan dari dua santri yang dahulu enggan untuk ngaji di
pesantren, ketika disuruh, mereka malah memanjati pohon. (Sumber: Merdeka.com)
2- Pesugihan lewat semedi di goa dan makam
Gunung Selok di Cilacap merupakan wisata yang nyaman mengasyikkan dan
unik karena lokasi ini menyajikan perpaduan keindahan alam berupa hutan
bukit goa-goa alam Benteng peninggalan Jepang yang konon ada 25 benteng
dan pantai laut selatan .
Wisatawan yang datang berkunjung biasanya mempunyai minat berziarah atau ingin bersemedi di petilasan atau makam atau di goa-goa yang ada. Petilasan yang banyak dikunjungi dan dianggap keramat adalah Padepokan Jambe Lima dan Padepokan Jambe Pitu.
Goa yang ada di sana setiap hari dikunjungi wisatawan untuk berziarah
dengan tujuan yang beraneka ragam ada yang menginginkan pangkat,
kemuliaan, kesehatan, ingin punya jodoh, usahanya lancar dan sebagainya.
(Sumber: Cirebonfree.blogspot.com)
3- Pesugihan lewat ritual seks
Gunung Kemukus berada di Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen,
Jawa Tengah. Di gunung ini, terdapat sebuah sendang yang bernama Sendang
Ontrowulan. Menurut legenda, Gunung Kemukus ini adalah tempat pelarian
Pangeran Samodra dari Majapahit, bersama kekasihnya yang juga ibu
tirinya, bernama Nyai Ontrowulan. Nyai Ontrowulan sering mandi di
sendang tersebut. Mencuci muka dengan air sendang ini dipercaya bisa
membuat awet muda. Yang paling kontroversial dari Gunung Kemukus adalah
ritual pesugihan berbau seksual. Untuk mendapatkan hasil maksimal, konon
para pencari pesugihan harus berhubungan seks dengan lawan jenis yang juga sedang mencari pesugihan.
Lawan jenis ini bisa jadi bukan suami/istrinya. Konon, ritual ini untuk
mengenang cinta terlarang Pangeran Samodra dengan Nyai Ontrowulan.
(Sumber: Lipatan6.blogspot.com)
Ada pula pesugihan jenis ini yang aneh karena melakukan ritual seks alam ghaib.
Awalnya akan terjadi "persetubuhan" antara laki-laki dan perempuan yang
bersedia mengandung benih. "Persetubuhan" ini setengah ghaib sifatnya,
tidak harus benar-benar menyetubuhi atau disetubuhi oleh seseorang lain
secara fisik. Setelah hal itu dilakukan maka benih dari pria dan wanita
yang telah bercampur dan bersatu secara ghaib itu menjadi janin hidup
Anak Dewa yang kelak akan menjadi "tumbal pengganti" dan dititipkan ke
dalam rahim seorang perempuan yang bersedia menjadi “pengandung” sewaan
untuk dibesarkan. Ketika tiba waktunya, Sang Anak Dewa berpindah alam,
tetapi sebenarnya ia akan hidup dan menjadi besar sebagai tentara ghaib
di alam sana. Dialah yang menjadi tumbal pengganti dari keinginan
seseorang untuk mendapatkan kekayaan besar dengan cara yang mudah.
4- Pesugihan lewat ngalap berkah pada pohon
Gunung Kawi merupakan petilasan dari tokoh-tokoh yang berbeda
generasi. Tempat ini pernah menjadi pelarian Pangeran Kameswara dari
Kediri pada tahun 1200-an Masehi.
Selain itu, di gunung ini juga terdapat makam Eyang Sujo dan Eyang
Jugo, yang merupakan keturunan Mataram. Keduanya adalah pengikut
Pangeran Diponegoro yang melarikan diri setelah ditangkapnya Pangeran
diponegoro pada tahun 1830. Petilasan dan makam tersebut yang biasanya
dikunjungi untuk ngalap berkah.
Di Gunung ini terdapat sebuah pohon yang bernama Pohon Dewandaru. Konon, pohon ini bisa mendatangkan keberuntungan.
Para pengalap berkah akan menunggu daun, buah, dahan, atau ranting yang
jatuh dari pohon tersebut yang dipercaya bisa mendatangkan apa yang
diinginkan. (Sumber: Lipatan6.blogspot.com)
5- Pesugihan lewat tumbal, sembelihan dan sesajen
Gunung Srandil yang terletak di Kecamatan Adipala, Cilacap, Jawa
Tengah ini menyimpan banyak kisah dan mitos. Selain dipercaya sebagi
petilasan tokoh-tokoh sejarah seperti Kunci Sari dan Dana Sari yang
merupakan pengikut pangeran Diponegoro, gunung ini juga diyakini menjadi
petilasan tokoh-tokoh mitologis Jawa, seperti Hanoman dan Eyang Semar.
Para pencari berkah biasa datang ke gunung ini dengan membawa berbagai sesajen, baik berupa bunga-bungaan, hingga sembelihan seperti ayam atau kambing. (Sumber: Lipatan6.blogspot.com)
Pesugihan jenis ini dapat pula ditemui di Gunung Merapi. Merapi sejak
dulu menyimpan sejuta misteri. Gunung teraktif di dunia ini, menjadi
tempat yang banyak dikunjungi paca peziarah. Di antara mereka, ada yang
datang untuk mencari jalan pintas untuk kaya.
Di Cangkringan, lereng Merapi sebelah selatan terdapat sebuah
gundukan tanah yang dipercaya sebagai makam keramat. Lokasi ini
dinamakan Watu Tumpeng. Konon di sini bersemayam jasad seorang sakti
dari masa lampau.
Situs Watu Tumpeng ini ramai didatangi oleh mereka yang ingin
mengubah nasib. Banyak persembahan diberikan pada penunggu ghaib dari
situs tersebut. Konon, tempat ini memang tidak meminta tumbal fisik bagi
mereka yang berhasil.
Meski secara fisik tidak meminta tumbal, namun secara rohani, mereka yang meminta di tempat tersebut telah menyerahkan jiwa mereka pada kekuatan lain selain Allah. (Sumber: Lipatan6.blogspot.com)
6- Pesugihan melalui sosok ghaib
Parangtritis dianggap sebagai pusat kerajaan siluman yang dipimpin
Kanjeng Ratu Kidul. Sosok ghaib yang pasti dikenal akrab oleh orang
Jawa, khususnya di wilayah Mataraman (Jogja-Solo dan sekitarnya). Dua
sosok yang sering dimintai oleh para pencari pesugihan adalah Nyai
Blorong dan Kanjeng Ratu Kidul sendiri.
Konon, Nyai Blorong bisa mengabulkan uang sampai milyaran rupiah. Tak
ayal, sosok satu ini menjadi pesugihan "kelas atas" di bandingkan
jenis-jenis pesugihan lain. Wujud pesugihan ini berbentuk ular naga yang
bersisik emas. Yang lebih dahsyat, bila pemilik pesugihan melakukan
hubungan badan dengan Ular Blorong itu, maka sisik-sisiknya yang berupa
emas dan permata akan rontok di tempat tidurnya. Namun semua itu harus
ditukar dengan pengorbanan ‘tumbal nyawa’. Bagaikan orang yang mempunyai
utang. Nyi Blorong sebelum menyanggupi untuk menolong calon kurban,
sebelumnya mengadakan perjanjian untuk membahas masalah tebusan. Alkisah, pembicaraan tebusan itu dilakukan keduanya sembari bersenggama di tempat tidur.
Sama persis dengan kekayaan yang diperoleh lewat jalur yang tidak
direstui agama. Umur kekayaan versi Nyi Blorong, hanya tujuh tahun. Jika
yang bersangkutan ingin memperpanjang, bisa diulur lagi, satu periode
lamanya dan tebusan berupa mayat bisa dialihkan ke orang lain.
Selanjutnya, korban tak boleh diwakilkan. Artinya, kelak setelah
meninggal, harus menjadi pengikutnya.
Sedangkan Kanjeng Ratu Kidul, dikenal lebih welas asih.
Sosok penguasa kerajaan ghaib ini tidak meminta tumbal nyawa. Tapi, jika
minta kepada Ratu kidul, selama ini angka nominal tertinggi yang
didapat pelaku pencari pesugihan, “hanya” Rp 1,2 milyar. Konon, uang
yang didapat dari Kanjeng Ratu Kidul tidak sebanyak yang diberikan Nyi
Blorong. (Sumber: Lipatan6.blogspot.com)
7- Pesugihan lewat pengabulan do’a siluman kura-kura
Sendang yang terletak di Desa Jimbung, Klaten ini dipercayai sebagai
tempat tinggal sepasang siluman kura-kura yang bernama Kyai Poleng dan
Nyai Poleng. Konon keduanya dulu adalah manusia, abdi dalem dari Dewi
Mahdi yang disabda menjadi kura-kura. Menurut legenda, sendang ini
dibuat oleh Pangeran Jimbung, tokoh legenda yang sakti mandraguna
Konon kedua sepasang siluman kura-kura tersebut mampu mengabulkan keinginan orang yang ingin kekayaan secara instan.
Mereka yang terkabul permohonannya, kulit mereka akan mulai menjadi
poleng atau bercak putih. Makin lama bercak ini makin melebar seiring
bertambahnya kekayaan. Jika bercak ini sudah menutupi seluruh kulit,
maka orang tersebut akan meninggal. (Sumber: Lipatan6.blogspot.com)
8- Pesugihan lewat kubur para wali, sunan, kyai, gus dan tokoh penyebar islam, dengan do’a dan tawassul
Setiap orang yang datang ke makam tokoh-tokoh tadi mempunyai maksud
dan tujuan bermacam-macam, mulai dari yang ingin sukses usahanya, cepat
naik pangkat, hingga agar dimudahkan jodoh. Bisa jadi, mereka ingin
menjadi kaya atau agar masalah yang sedang dihadapi selekasnya menemukan
jalan keluarnya. Apalagi menjelang Pemilu, kubur-kubur ini semakin
diramaikan oleh para pejabat. Biasanya mereka langsung nyekar lalu berdoa di makam.
Bahkan tak jarang peziarah menggelar selamatan di pelataran makam.
Dipercaya mereka yang datang dan menggelar selamatan merupakan
orang-orang yang telah terkabul permohonannya, termasuk nazar dimudahkan
rezekinya yang banyak diartikan sebagai ritual pesugihan. Peziarah
setelah melakukan ritual nyekar acap kali kembali datang untuk selanjutnya menggelar selamatan.
Tak cuma kuburan kuno yang laris manis dikunjungi orang-orang yang
lemah akal dan akidahnya. Makam mantan Presiden Gus Dur di Jombang pun
tak pernah sepi dari para peziarah yang datang jauh-jauh untuk bertawasul di sana.
Mungkin lantaran saking ramainya dikunjungi orang, Pemkab Jombang
bahkan berencana untuk memugar makam tersebut yang menelan biaya hingga
180 milyar. Konon biaya sebesar itu akan diambil dari APBD Kabupaten
Jombang, dan APBD Propinsi Jawa Timur, serta sebagian besar diambil dari
dana APBN pemerintah pusat. Bila proyek itu benar-benar terlaksana maka
sungguh ironis sekali di tengah puluhan juta orang yang masih hidup di
bawah garis kemiskinan, dan ratusan gedung sekolah yang nyaris ambruk.
9- Pesugihan lewat jimat (tamimah)
Di antara jimat yang digunakan diberi nama “Mustika Alam Pesugihan
Tuyul Putih”. Jimat ini diklaim dapat membantu dalam hal kejayaan dan
kekayaan supaya dapat menghasilkan uang dengan lebih mudah. Kata mereka,
benda tersebut diisi dengan “Kekuatan Rahasia Hikmat Alam” untuk
membantu menyelesaikan masalah keuangan betapapun peliknya dalam waktu
yang relatif sangat singkat dan dengan cara yang tidak terduga-duga.
Cara pemakaiannya, mustika cukup disimpan di rumah kotak khusus, lalu diberi dupa setiap sebulan sekali.
Di antara keampuhannya menurut klaim mereka adalah bisa melariskan
barang dagangan dan bila dipakai melamar pekerjaan maka pasti diterima
dikarenakan orang yang melihat akan terpesona dengan orang yang
memakainya.
Bentuk jimat (tamimah lainnya) adalah lewat pemajangan foto kyai,
ulama, tokoh agama bahkan tokoh ghaib (mistis) seperti Nyi Roro Kidul
dengan keyakinan untuk dapat berkah, melariskan dagangan, dan
melancarkan rizki. Pesugihan jenis ini bisa ditemukan di Jawa maupun
luar Jawa.
(Beberapa sumber info di atas kami sembunyikan, karena berpotensi bahaya jika diakses).
---
Sebagaimana disebutkan dalam tulisan sebelumnya, bahwa ritual pesugihan di atas tidaklah lepas dari penyimpangan berikut ini.
1- Syirik dalam ibadah (uluhiyah) bahkan dalam rububiyah (karena yakin yang mengabulkan do’a adalah selain Allah).
2- ‘Ngalap berkah’ yang tidak syar’i bisa jadi syirik, bisa jadi amalan yang mengada-ngada.
3- Semedi atau i'tikaf tanpa ada petunjuk dalam Islam.
4- Meraih kekayaan dan hajat dunia lewat ritual maksiat seperti lewat ritual seks dengan bukan pasangan yang sah.
5- Tawassul yang tidak benar.
6- Harus memenuhi syarat pesugihan dengan menyajikan tumbal dan sesajen.
7- Tawakkal (menyandarkan hati) pada sesuatu yang bukan sebab atau mencari keberkahan lewat jimat.
8- Beramal akhirat hanya untuk mencari keuntungan dunia semata.
9- Melakukan safar terlarang ke gunung, petilasan dan kubur wali.
10- Mencontoh pelaku maksiat.
11- Melakukan ritual mengada-ada yang tidak pernah dituntunkan.
Penyimpangan di atas akan dijelaskan secara lebih detail dalam serial berikutnya. Moga Allah menolong dan memudahkan.
Riyadh-KSA, 8 Rabi'ul Akhir 1434 H
www.rumaysho.com
EmoticonEmoticon