Jumat, 14 Juni 2013

Tradisi Ini Istri Bisa Dipinjamkan Untuk Meladeni Syahwat

Tradisi Bersuami Dua
Negara bekas jajahan inggris ini sebagian masyarakat India mempunyai tradisi unik, mereka mempunyai keyakinan bahwa kelahiran bayi laki-laki dianggap membawa keberuntungan dan berkah bagi orangtua ketika mulai memasuki usia lanjut. Dan rendahnya populasi angka kelahiran bayi perempuan karena mereka tidak ingin punya anak selain laki-laki.

Karena itu praktik aborsi ilegal marak dilakukan, ketika orang tua mengetahuai calon bayi perempuan maka tindakan aborsi segera dilakukan. Mereka mempunyai keyakinan punya anak khususnya perempuan tidak membawa keberuntungan atau berkah dan hanya membawa sial petaka.

Tidak heran jika populasi perempuan di wilayah tersebut makin menyusut artinya lebih banyak penduduk laki-laki daripada perempuan. Akibatnya bukan membawa keberuntungan tetapi kesialan yang dialami laki-laki, kondisi ini justru menciptakan penderitaan bagi para lelaki yang tidak mendapat pasangan. Sehingga banyak para suami dengan dalih terpaksa meminjamkan istrinya dengan saudaranya sendiri bahkan orang lain. Dalam sehari bisa meladeni hingga 5 laki-laki, ini bukan prostitusi PSK tetapi sebuah tradisi.

Tradisi semacam ini bisa ditemui di distrik Baghpat, negara bagian Uttar Pradesh yang terletak di wilayah India bagian utara. Praktik saling pinjam meminjamkan istri karena tak semua lelaki bisa dapat pasangan sendiri semacam poliandri. Di setiap desa sedikitnya ada 5-6 bujangan yang tidak mendapat pasangan, bahkan di wilayah lain, dalam satu keluarga bisa ada 3-4 anak laki-laki yang tidak pernah menikah. 
Lalu bagaiman jika istri tidak bersedia dipinjamkan?? umumnya istri yang tidak bersedia dipinjamkan maka akan mendapat perlakuan kasar mulai dari ancaman akan dipukul hingga tidak akan dicukupi kebutuhan hidupnya. Sungguh, sangat kejam kalau kita perhatikan karena wanita hanya di exploitasi mudah dipermainkan seperti benda mati atau binatang. 
Ini karena mereka menganggap bawah perempuan tidak membawa keberuntungan atau berkah. Hanya membawa sial saja, bagi yang berpikir jernih dan logis tentu menolak tradisi semacam ini. Tidak jelas ajaran keyakinan tersebut ada unsur ibadah atau hanya tradisi biasa. Kenapa harus perempuan yang jadi korban, ketika tidak ada perempuan juga bingung mau menyalurkan hasratnya.
Dalam kehidupan sehari-hari perempuan hanya dijadikan pemuas nafsu saja, kalau urusan sex perempuan baru dibutuhkan. Ketika masih dalam kandungan tidak mengharapkan bayi perempuan, otak mereka sudah miring dan terbalik para penganut tradisi yang sangat keji dan kotor.


EmoticonEmoticon